Proyek pembuatan menu makan siang menjadi alternatif tehnik sumatif semester ini. Karya siswa memiliki jalan panjang dalam menggapainya. Step by step dilakukan untuk memberikan pemahaman bermakna. Hilirnya adalah implementasi rancangan menu yang disusun sebelumnya.
Pemahaman siswa kemudian
diukur dengan kegiatan formatif pada setiap tahap. Kalimat utamanya adalah “Kamu
adalah Yang Kamu Makan.” Terdapat pertanyaan pemantik untuk meniti keberhasilan
pembelajaran mereka. Mengapa kita perlu makan? Apa itu nutrisi? Apa yang kamu
ketahui tentang makanan sehat? Berapa kebutuhan nutrisi idelalmu? Pertanyaan
itu menjadi tantangan mereka di tahap awal eksplorasi.
Identifikasi selanjutnya,
dilakukan untuk memahami organ pencernaan dan peranannya. Tugas produknya
adalah poster system pencernaan manusia dengan bentuk beragam. Potensi dan aset
siswa dipertimbangkan untuk berkarya. Hal ini menjadi pendamping produk portofolio
rancangan menu makan siang dalam penilaian sumatif pertama. Karya ini dilengkapi
dengan tanggapan orang tua sebagai apresiasi peserta didik dalam mencapai
keberhasilannya.
Proges proses yang dilakukan siswa dipantau melalui teks prosedur, poster pembuatan atau video siswa dalam membuat menu makan siangnya. Pilihan yang terbaik menjadi hak peserta didik. Setelah dua seminggu, kegiatan makan siang pun digelar dalam kelas. Beberapa pertanyaan saat penilaian dilakukan sebagai refleksi kegiatannya. Umpan balik dalam wawancara singkat menjadi pendamping penilaian siang itu.
Waktu pembelajaran di siang hari pada kelas VIII.7 menjadi pilihan tepat display kegiatan. Variasi menu, ragam produk dalam proses pembuatan serta berbagai opini atau argumentasi orang tua dan teman sejawat menjadi bahan penilaian dan refleksi. Suasana kelas pun berbeda pada hari itu. Tidak seperti biasa diisi dengan paparan konsep atau kegiatan diskusi. Mereka larut untuk santap siang bersama dalam ruang kelasnya.
Mengakhiri pembelajaran dengan
mengungkapkan perasaan meraka dan sisipan penguatan dari guru. Pembelajaran di
sesi siang menjadi alasan pemilihan strategi yang digunakan. Saya bangga
terhadap anak saya, karena dia telah mampu memasak makanan kesuakaannya sendiri”
Itulah ungkapan dari orang tua Nurul Alawiyah pada kertas kerja anaknya. Berbeda
dengan Nurul, Orang Tua Waode Islah Aulia mengungkapkan harapannya bahwa semoga
anaknya akan lebih paham dengan cara dia praktek, bukan hanya mengerti melalui
teori.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar